Kamis, 08 Desember 2016

PERKEMBANGAN LAYANAN BIMBINNGAN di AMERIKA


1.      Perkembangan Layanan Bimbingan di Amerika
Sampai awal abad ke-20 belum ada konselor di sekolah. Padaa saat ini pekerjaan-pekerjaan konselor masih di tangani oleh para guru, seperti dalam memberikan layanan informasi, layanan bimbingan pribadi, social, karir dan akademik.
Gerakan bimbingan di sekolah mulai berkembang sebagai dampak dari revolusi industri dan keragaman latar belakang para siswa yang masuk ke sekolah-sekolah negeri. Pada tahun 1898, Jesse B. davis, seorang konselor sekolah di Detroit melalui memberikan layanan konseling pendidikan dan pekerjaan di SMA. Pada tahun 1907, dia di angkat menjadi kepala SMA di Grand Rapids, Michingan. Dia memsukan bimbingan di sekolah tersebut. Tujuan dari program bimbingan disini adalah untuk membantu siswa agar mampu :
   a) Mengembangkan karakternya yang baik (memiliki nilai moral, ambisi, kerja keras dan kejujuran) sebagai asset yang sangat penting bagi  setiap siswa (orang) dalam rangka merencanakan, mempersiapkan dan memasuki dunia kerja (bisnis).
   b) Mencegah dirinya dari perilaku bermasalah.
   c) Menghubungkan minat pekerjaan dengan kurikulum (mata pelajaran).
Pada waktu yang sama para ahli lainnya juga mengembangkan program bimbingan ini, seperti berikut:
   A.    Eli Weaper
Pada tahun 1906 menerbitkan booklet tentang “memilih suatu  karir”. Dia telah berhasil membentuk komite Guru Pembimbing di setiap sekolah menengah di New York. Komite-komite ini aktif bekerja untuk membantu para pemuda (remaja) dalam menemukan kemampuan-kemampuannya dan belajar tentang bagaimana menggunakan atau mengembangkan kemampuannya tersebut dalam rangka menjadi seorang pekerja atau pegawai yang produktif.

B.     Frank Parson
Ia di kenal sebagai “father of guidance movement in American education” mendirikan biro pekerjaan yang tujuannya adalah membantu para pamuda untuk memilih karir yang di dasarkan pada proses seleksi secara ilmiah dan melatih para guru untuk memberikan layanan sebagai konselor vokasional. Pada tahun 1909 dia menerbitkan buku choosing a vocation yang membahas tentang :
a)      Peranan konselor
b)      Tekhnik-tekhnik konseling vokasiional.
Di dalam buku ini dibahas juga tentang investigasi pribadi (self-stady, investigasi industry (dunia kerja) dan organisasi. Menurut dia ada tiga factor penting yang harus di perhatikan dalam memilih pekerjaan, yaitu :
a) Pemahaman yang jelas tentang pemahaman diri sendiri, yang menyangkut bakat, kemampuan, minat, ambisi, keterbatasan, dan hal lainnya,
b) Pemahaman yang jelas tentang dunia kerja, yang menyangkut persyaratan, kondisi kerja, kompensasi, peluang, prospek kerja, dsb., dan
c)True-reasoning,  penalaran yang benar berdasarkan hubungan antara karakteristik pribadi dengan dunia kerja tersebut.
Menurut Parson Konselor vokasional harus memiliki :
a) Pemahaman kerja praktis dan prinsip-prinsip pokok psikologi modern;
b) Pengalaman bergaul dengan orang lain, pemahaman tentang motif, minat dan ambisi yang mengontrol kehidupan manusia, dan pemahaman tentang faktor-faktor  yang mempengaruhi karakter;
c) Kemampuan untuk berinteraksi dengan para remaja (kaum muda) dengan cara yang menarik, bersifat menolong, simpatik, serius, dan terbuka;
d) Pemahaman tentang persyaratan dan kondisi berbagai dunia kerja (industri);
e) Informasi tentang pendidikan yang cocok untuk mempersiapkan suatu pekerjaan;
f) Pemahaman tentang metode ilmiah dan prinsip-prinsip penelitian dalam upaya memperoleh konklusi, kesimpulan atau keputusan yang benar.
C. E. G Williamson
Pada akhir tahun 1930 dan awal tahun 1940 menulis buku How to Counsel Students: A manual of Techniques for Clinical Counselor. Model bimbingan sekolah yang dikembangkan oleh Williamson terkenal dengan nama trait and factor (directive) guidance. Dalam model ini, para konselor menggunakan informasi untuk membantu siswa dalam memecahkan masalahnya, khususnya dalam bidang pekerjaan dan penyesuaian interpersonal. Peranan konselor bersifat direktif dengan menekankan kepada:
a)  Mengajar keterampilan
b) Membentuk (mengubah) sikap dan tingkah laku
D. Carl R. Rogers
Mengembangkan teori konseling client-centered, yang tidak terfokus kepada masalah, tetapi sangan mementingkan hubungan antara konselor dengan kliennya. Pendekatan konseling merupakan respon terhadap pendekatan konseling yang direktif bersifat sempit dan terfokus kepada masalah. Pendekatan atau teori konseling Rogers ini terangkum dalam dua bukunya, yaitu Counseling and Psychotherapy (1942) dan Client-Centered Therapy (1951). Pada buku pertama, Rogers memperkenalkan pendekatan konseling nondiraktif sebagai alternatif layanan disamping pendekatan direktif. Rogers berpendapat bahwa klien mempunyai tanggung jawab dalam memecahkan masalah dan mengembangkan dirinya sendiri. Sementara pada buku kedua, terjadi perubahan semantik dari konseling nondirektif menjadi konseling client-centered. Sejak tahun 1960-1970, teori ini menjadi model utama bagi banyak konselor, baik disekolah maupun di biro-biro kesehatan mental. Namun begitu, teori ini juga dipandang agak kaku untuk diterapkan disekolah. Ketidakpuasan terhadap pendekatan ini akhirnya memunculkan evolusi lebih lanjut dalam gerakan bimbingan dan konseling sekolah.
Pada tahun 1950, terjadi peristiwa peluncuran Sputnik I Uni Soviet. Peristiwa ini sangat mencemaskan warga Negara Amerika Serikat, karena mereka berfikir bahwa peristiwa ini merupakan isyarat tentang dominasi Uni Soviet dalam bidang teknologi industri dan bidang ilmiah lainnya. Untuk merespon protes warga masyarakat, pada bulan September tahun 1958 Kongres menyusun undang-undang, termasuk undang-undang pertahanan pendidikan nasional (National Defence Education Act). Undang-undang ini memberikan kewenangan kepada pemerintah untuk mengucurkan dana bagi pendidikan, seperti untuk pelatihan para konselor SLTP dan SLTA, dan mengembangkan program testing, program konseling sekolah, dan program bimbingan lainnya. Peristiwa yang terjadi pada bulan September tahun 1958 ini merupakan “land mark” (peristiwa penting) dalam dunia pendidikan di Amerika, termasuk gerakan bimbingan dan konseling. Departemen pertahanan pendidikan memberikan keuntungan khusus bagi pembimbingan generasi muda dengan lima dari 10 seksi yang ada. Kelima seksi ini merupakan kunci bagi kemajuan pengembangan program bimbingan dan konseling.
Gibson dan Higgins (Robert L. Gibson & Marianne H. Mitchell, 1986) mengemukakan bahwa enam tahun setelah peristiwa tersebut, yaitu September 1964, bantuan yang diberikan dapat dideteksi dari pemberitahuan yang dikemukakan oleh Departemen Kesehatan, Pendidikan, dan Kesejahteraan Amerika yaitu sebagai berikut :
1)      Kucuran dana $30 juta untuk membantu para konselor SLTA yang bekerja full-time, yang jumlahnya 12.000 orang (rasio konselor dengan siswa, 1:960) pada tahun 1958, dan 30.000 orang konselor (1:510) pada tahun 1964.
2)      Pada akhir tahun akademik 1964-1965 telah dikucurkan dana untuk membantu 480 lembaga sekolah dalam upaya meningkatkan kemampuan konseling. Program ini di ikuti oleh lebih dari 15.700 orang konselor SLTP, dan para guru yang dipersiapkan untuk menjadi konselor.
3)      Mulai tahun 1959 s.d. tahun 1964 telah telah dilakukan tes prestasi dan bakat persekolahan (scholastic aptitude and achievement tests) kepada 109 juta siswa SLTP Negeri, dan tiga juta siswa SLTP Swasta.
4)      600.000 siswa telah dibantu untuk memperoleh atau melanjutkan studi ke perguruan tinggi melalui loan (pinjaman) dari Negara bagian federal.
5)      42.000 teknisi telah dilatih untuk memenuhi kebutuhan “manpower” yang mengalami krisis.
6)      Memberi kucuran dana bea siswa bagi 8.500 calon guru di beberapa perguruan tinggi keguruan.
Selama tahun 1960, 1970, dan 1980-an, telah terjadi perkembangan dalam peran dan fungsi konselor sekolah berikut program-programnya. Perkembangan tersebut meliputi :
a)      Pengembangan, penerapan, dan evaluasi program bimbingan komprehensif;
b)      Pemberian layanan konseling secara langsung kepada para siswa, orang tua, dan guru;
c)      Perencanaan pendidikan dan pekerjaan;
d)     Penempatan siswa;
e)      Layanan “referral”, rujukan;
f)       Konsultasi dengan guru-guru, tenaga administrasi, dan orang tua.
Khusus menyangkut peran konselor di Sekolah Dasar, “ Joint Committee on Elementary School Counselor” mengklarifikasikannya menjadi tiga peran (fungsi), yaitu : konseling, konsultasi, dan koordinasi.
Pada tahun 1975, The Education Act for All Handicapped Children menyediakan dana untuk memberikan layanan pendidikan secara khusus kepada anak-anak cacat (berkelainan).
Perkembangan program bimbingan dan konseling di sekolah dipengaruhi juga oleh munculnya berbagai organisasi professional dalam bidang konseling, seperti :
a)      American Counseling Association (ACA),
b)      American School Counselor Association (ASCA),
c)      Association of Counselor Education and Supervision (ACES).
Organisasi-organisasi ini berupaya meningkatkan profesionalitas para konselor, dengan meluncurkan program akreditasi dan sertifikasi.
Bradley (John J. Pietrofesa et.al., 1980) menambah satu tahapan dari tiga tahapan tentang sejarah bimbingan menurut Stiller, yaitu sebagai berikut :
1)      Vocational Exploration, yaitu tahapan yang menekankan tentang analisis individual dan pasaran kerja. Tahapan yang mencoba menjodohkan manusia dengan pekerjaan.
2)      Meeting Individual Needs, yaitu tahapan pada periode 40-50-an yang menekankan pada upaya membantu individu agar memperoleh kapuasan kebutuhan hidupnya. Perkembangan bimbingan dan konseling pada tahap ini dipengaruhi oleh perndapat Malow dan Rogers, yaitu bahwa manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri untuk memecahkan masalahnya sendiri.
3)      Tradissional Professionalism, yaitu tahapan tahapan yang mempfokuskan perhatiannya kepada upaya profesionalisasi konselor.
4)      Situational Diagnosis, yaitu tahapan yang terjadi pada tahun 1970-an, sebagai periode perubahan dan inovasi. Pada tahapan ini, ada penekanan yang lebih pada analisis lingkungan dalam proses bimbingan dan gerakan untuk menjauhi cara-cara terapeutik yang hanya terpusat kepada diri individu.
Kowitz & kowitz (1971 dalam John J. Pietrofesia et.al., 1980) mencatat lima gerakan bimbingan dalam pendidikan. Pertama, gerakan penyesuaian hidup dengan memperhatikan persiapan vokasional, keragaman individual, dan kurikulum. Kedua, gerakan perkembangan anak pada tahun 1920-an yang dipengaruhi oleh perkembangan teori psikoanalitik, yang menyatakan pentingnya pengalaman masa anak sebagai dasar perkembangan selanjutnya. Ketiga, gerakan yang melibatkan konsep guru-konselor. Selama periode ini, guru dipandang sebagai orang yang dapat memfasilitasi pencapaian tujuan bimbingan. Keempat, gerakan proyek atau program khusus yang menekankan tentang filsafat aktivisme social (philosophy of social ativism). Kelima, gerakan yang menaruh perhatian terhadap redefinisi tujuan bimbingan dan prinsip-prinsip ilmiah bimbingan.
Lebih lanjut John J. Pietrofesa et.al. (1980) mendeskripsikan tonggak-tonggak sejarah bimbingan modern, yaitu sebagai berikut :
Tonggak-tonggak Sejarah Bimbingan Modern
TAHUN
PERISTIWA
1879
Laboratorium psikologi pertama dibangun oleh Wilhelm Wundt di Jerman.
1883
G. Stanley Hall berinisiatif melakukan studi tentang anak di laboratorium  psikologi di Universitas John Hopkins.
1890
Sigmund Freud menggunakan psikoanalisis untuk mengobati penyakit mental.
1895
George Meril mengembangkan program bimbingan vokasional pertama di San Francisco.
1898
Jesse B. Davis mulai bekerja sebagai seorang konselor pada Sekolah Menengah Atas di Detroit.
1905
Albert Binet dan Theophile Simon menyusun dan menstandardisasikan tes kecerdasan umum pertama di Paris.
1906
Eli. W. Weaver, seorang kepala sekolah di Brooklyn menulis buku “Choosing a Career”.
1908
Frank Parsons mendirikan Biro Vokasional di Boston, dan menulis buku “Choosing a Vocation”.
1909
Clifford Beers menulis “A Mind That Found Itself”, sebagai factor utama yang mempengaruhi lahirnya gerakan mental hygiene.
1910
Konferensi bimbingan vokasional nasional pertama diselenggarakan di Boston.
1913
Asosiasi Bimbingan Vokasional Nasional didirikan di Grand Rapids Michigan.
1917
The Smith-Hughes Act memberikan dana federal pertama untuk membiayai program bimbingan vokasional.
1917
Tes kemampuan mental kelompok verbal dan non-verbal dikembangkan oleh Angkatan Bersenjata yang digunakan dalam melakukan screening calon tentara.
1927
The Strong Vocational Interest Blank dipublikasikan.
1929
The George-Reed Act memberikan dukungan federal untuk pendidikan vokasional.
1932
John Brewer mempublikasikan buku “Education an Guidance”.
1934
The George-Ellzy act melanjutkan pemberian dukungan dana federal untuk pendidikan vokasional.
1935
The Works Progress Administration didirikan untuk memberikan layanan konseling dan penempatan bagi para generasi muda.
1936
The George-Deen Act melanjutkan pemberian dana untuk pendidikan vokasional.
1937
The American Association for Applied Psychology didirikan.
1938
The U.S Office of Education memberikan layanan informasi pekerjaan.
1939
E.G Williamson mendeskripsikan pendekatan “Trait and Factor” konseling dalam bukunya “How to Counsel Students”.
1942
Carl Rogers mempublikasikan “Counseling and Psychotheraphy” dan mulai melakukan gerakan konseling kea rah “clien-centered therapy”.
1945
The U.S Employment Office mengembangkan “General Aptitude Test Battery”.
1951
The American Personnel and Guidance Association (APGA) didirikan.
1952
The American School Counselor Association didirikan, dan menjadi salah satu Divisi APGA pada tahun 1953.
1953
B.F Skinner menulis “Science and Human Behavior”.
1954
The Office of Vocation Rehabilitation didirikan.
1957
APGA menyusun “the American Board of  Professional Standards” dalam bimbingan vokasional.
1957
Donald Super mempublikasikan “The Psychology of Career” yang mempunyai pengaruh besar terhadap gerakan perkembangan karir pada tahun-tahun berikutnya.
1958
The National Defense Education Act memberikan dana untuk kegiatan pelatihan para konselor sekolah.
1961
The Association for Supervision and Curriculum Development mempublikasikan “Perceiving, Behaving, Becoming”  dengan mendapat kontribusi pemikiran dari Carl Rogers, Earl Kelley, Art Combs, dan A.H Maslow.
1962
C. Gilbert Wrenn menulis “The Counselor in a Changing World”
1963
The Manpower Development and Training and The Vocational Education Acts telah dilakukan.
1964
Amended NDEA melanjutkan pemberian dana bagi pelatihan konselor.
1971
Commissioner of Education Sidney Marland menekankan tentang pentingnya perencanaan dan pendidikan karir.
1976
Unit Administrasi untuk Bimbingan dan Konseling telah didirikan di US Office of Education.
1978
The State of Virginia memberikan izin praktek kepada konselor.


Sumber: Yusuf, Syamsu & Nurihsan, A. Juntika.2014. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar