Ketika sedang mengimani sholat jamaah di masjid, Rasulullah SAW mendengar tangisan bayi dari sebuah rumah dekat masjid. Maka beliau mempercepat selesainya shalat setelah selesai shalat Beliau ditanya oleh sahabatnya: Mengapa Nabi mempercepat shalat jamaahnya? Jawaban Nabi sederhana, “siapa tahu ibunya menjadi makmum dan butuh secepatnya mendapat dekapan ibunya.
Peristiwa
yang lain.... Saat itu Nabi sedang menggendong anak dari seorang sahabat, lalu
bayi itu buang air kecil. Ketika buang air kecil, bayi itu langsung ditarik
oleh ibunya. Kejadian ini dilarang oleh Nabi karena peristiwa ini akan membekas
pada hati anak. Bahkan Nabi menganjurkan agar si bayi biar berada di gendongan
sampai buang air kecilnya habis.
Peristiwa
di atas menunjukkan bagaimana Rasulullah SAW memberikan teladang kepada kita
semua, bahwa seorang anak harus dihindarkan dari kekerasan, oleh siapapun, baik
oleh orang terdekatnya, yaitu keluarganya ataupun oleh orang lain. Suatu kondisi
yang sangat berbeda dengan kondisi saat ini.
Belum
hilang dalam ingatan kita, kasus pembunuhan Engeline – anak usia 8 tahun – yang
dibunuh oleh ibu tirinya, baru-baru ini kita dikejutkan oleh pembunuhan sadis
yang menimpa seorang anak berusia 9 tahun di Kalideres setelah sebelumnya di
perkosa. KPAI mencatat tahun ini setidaknya sudah 5 anak meninggal dengan
misteri kematian yang sampai sekarang belum terkuak tuntas.
Tren
kekerasan terhadap anak meningat tajam dari tahun ke tahun. KPAI per April
2015, mencatat, terjadi 6.006 kasus kekerasan anak. Angka ini meningkat
signifikan dari 2010 yang hanya 171 kasus. Sementara pada 2011, tercatat 2.179
kasus, 2012 sebanyak 3.512 kasus, 2013 sebanyak 4.311, dan 2014 sebanyak 5.066
kasus. Dari 6.006 kasus, 3.160 kasus kekerasan terhadap anak terkait
pengasuhan, 1.764 kasus terkait pendidikan, 1.366 kasus terkait kesehatan dan
NAPZA, dan 1.032 kasus disebabkan oleh cyber crime dan pornografi. Dan yang
lebih menyedihkan lagi, bentuk kejahatan dan kekerasan terhadap anak semakin
sadis. Kasus yang menimpa Putri Nur Fauziyah di Kalideres, memang bukan yang
pertama, tetapi kasus ini telah cukup membuktikan kepada kita. Setelah anak
yang masih berusia 9 tahun itu diperkosa, kemudian dibunuh dengan sadis. Kejadian
yang sangat memilukan tersebut sangat membuat miris hati nurani, orang yang
sangat tega melakukan hal yang keji sangat tidak mempunyai rasa kasihan,
prinsip hidup, krisis moral dan kurangnya pendidikan.
Sumber: Buletin Dakwah: Cermin Wanita Shalihah,
membangun kesadaran perempuan. Edisi 59.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar