Sabtu, 31 Desember 2016

Inflasi



Inflasi merupakan kenaikan tingkat harga umum yang berlangsung terus-menerus. Kenaikan harga yang bersifat sementara tidak dapat dikatakan sebagai inflasi.
    a.       Jenis-jenis Inflas
1)      Inflasi Tarikan Permintaan (Demand Pull Inflantion)
                   Permintaan masyarakat yang terllu besar terhadap bebagai barang akan menyebabkan inflasi karena produsen tidak selalu dapat memenuhi permintaan konsumen. Meningkatnya konsumsi atau pembelian akan mendorong naiknya harga.
2)      Inflasi Dorongan Biaya (Cost Push Inflantion)
                   Inflasi dorongan biaya disebabkan oleh kenaikan biaya produksi. Kenaikan biaya produksi dapat berupa kenaikan harga bahan baku, harga bahan bakar, dan kanaikan upah pekerja.
3)      Inflasi menurut Tingkat Keparahan
Inflasi berdasarkan tingkat keparahannya dapat dijelaskan sebagai berikut.
a)      Inflasi ringan ketika kenaikan harga kurang dari 10% setahun.
b)      Inflasi sedang sebesar 10-30% setahun.
c)      Inflasi berat sebesar 30-100% setahun.
d)     Inflasi tidak terkendali lebih dari 100%.
    b.      Menghitung Inflasi
Data yang diperlukan untuk menghitung inflasi adalah indeks harga. Jenis indeks harga yang digunkakan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk menghitung inflasi adalah indeks harga konsumen (IHK). 

Sumber: Detik-Detik Ujian Nasional Ekonomi Tahun Pelajaran 2015/2016
          Untuk SMA/MA Program IPS

Konsep Pendapatan Nasional



            Pendapatan nasional merupakan keseluruhan pendapatan yang diterima masyarakat suatu negata dalam satu tahun. Beberapa komponen pendapatan nasional sebagai berikut.
a.       Produk Domestik Bruto/Gross Domestic Product (PDB/GDP) merupakan nali barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi suatu negara, baik milik warga negara maupun orang asing yang tinggal di negara tersebut.
b.      Produk Nasional Bruto/Gross National Product (PNB/GNP) merupakan jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan faktor-faktor produksi milik warga negara sendiri yang tinggal di dalam negeri  maupun diluar negeri.
c.       Produk Nasioanl Neto/Net National Product (PNN/NNP) merupakan nilai depresi yang dikurangkan dari Produk Nasional Bruto selama satu tahun dan dinyatakan dalam satuan ulang.
d.      Pendapatan Nasional Neto/Net National Income (PNN/NNI) merupakan produk nasional neto dikurangi pajak tidak langsung dan ditambahkan subsidi.
e.       Pendapatan Perorangan/Personal Income (PI) merupakan bagian pendapatan nasional yang merupakan hak individu dalam perekonomian sebagai balas jasa keikutsertaan dalam proses produksi.
f.       Pendapatan Disposabel/Disposabel Income (DI) merupakan pendapatan yang siap dibelanjakan atau di tabung.
g.      Pendapatan Nasional Harga Berlaku dan Harga Konstan merupakan suatu nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam satu tahun dan dinilai menurut harga-harga yang berlaku pada tahun tersebut.

Sumber: Detik-Detik Ujian Nasional Ekonomi Tahun Pelajaran 2015/2016
          Untuk SMA/MA Program IPS

Jumat, 30 Desember 2016

Dasar-Dasar Kajian Filsafat Pendidikan



           Filsafat pendidikan merupakan bagian dari filsafat terapan. Untuk lebih memahami arti teoretis dan terapan, kiranya ada sebuah contoh, misalnya, ilmu matematika. Dalam matematika. Dalam matematika ada konsep geometri, aljabar, himpunan, dan trigonometri.

Pendidikan Sebagai Konsep, Pendidikan secara filosofis dilihat sebagai konsep. Konsep adalah hasil pengetahuan. Konsep mewadahi seluruh jerih payah dari “mengetahui dengan benar”. Konsep merupakan konstruksi penegtahuan yang terstruktur untuk menjelaskan segala hal. 

Asas Pemeriksaan Konsep Filsafat Pendidikan, asas pemeriksaan konsep adalah dasar-dasar pemeriksaan terhadap konsep filsafat. bagaimana mengetahui adanya unsur dominan di dalam konsep pendidikan? Kita harus paham bahwasanya konsep adalah struktur utuh dari ide-ide. Sebagai struktur, hal itu memiliki unsur-unsur yang fungsional, memiliki sistem input dan output, serta memiliki orientasi sehingga memiliki corak tertentu.

Tujuan Filsafat Pendidikan, tujuan filsafat pendidikan adalah menemukan makna dasar dari pendidikan itu sendiri. Tujuan filosofis atau hasil yang bisa dimanfaatkan adalah menemukan hakikat dari keberadaan tentang pendidikan. Untuk mencapai hakikat, dalam filsafat dikenal beberapa cara yang didasarkan pada gagasan tentang “mengetahui sesuatu”.

Filsafat Pendidikan Masa Depan, untuk melihat wajah filsafat pendidikan masa depan, kita harus mengetahui perkembangan terakhir tentang filsafat dan pendidikan itu sendiri. Gambaran masa depan itu diperoleh melalui fakta-fakta yang ada di masa kini, ditambah dengan berbagai kemungkinan-kemungkinan yang masuk akal yang akan terjadi di masa yang akan datang.

Sumber: Rohman, Saifur & Wibowo, Agus. 2006. Filsafat Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Pengertian Filsafat Pendidikan

           Tujuan pendirian Negara Indonesia beserta pernagkat yang menyongkongnya, didasari niat baik untuk meningkatkan kecerdasan warga negara. Kecerdasan itu tidak bersifat individual atau sosial, tetapi melingkup kecerdasan dalam kehidupan kebangsaan. Kehidupan bangsa dipahami sebagai kondisi umum yang dialami oleh warga bangsa, mulai dari keadaan ekonomi, sosial, dan budaya.
Proses menuju kecerdasan adalah dengan menjalankan pendidikan. Pemerintah wajib menyelengrakan sebuauh sistem pendidikan nasional guna meningkatkan kecerdasan bangsa.
Penemuan esensi dari sebuah masalah adalah proyek filsafat. filsafat pendidikan tidak lepas dari persoalan-persoalan metafisis yang terdapat di dalam pendidikan tersebut. Secara singkat, filsafat pendidikan dapat dimemngerti sebagai kajian filosofis tentang asumsi-asumsi dasar, konsep, prinsip-prinsip, hingga kategori didalam penyelenggara pendidikan.
 Sebagai contoh persoalan filosofis dalam pendidikan adalah pertanyaan berikut ini:
   1.      Apa makna terdalam dari pendidikan?
   2.      Bagaimana eksistensi pendidikan?
   3.      Di manakah penyelenggara pendidikan yang paling rasional?
   4.      Sejaka kapan penyenggara pendidikan yang esensial dapat dilakukan?
   5.      Bagaimana baiknya sebuah pendidikan dilaksanakan?
   6.       Siapakan subjek yang terlibat di dalam pendidikan?
   7.      Bagaimana sebuah pendidikan yang buruk? 
   8.      Bagaimana penyelenggaraan pendidikan benar?
  9.      Bagaiman hubungan masing-masing masalah filosofis tersebut di dalam penyelenggaraan pendidikan?
   10.  Apa hubungan esensi pendidikan dengan tujuan dari pendidikan?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat diringkas di dalam kajian filsafat teoretis, yakni pertanyaan yang didasarkan pada konsep ontologi (metafisik), aksiologi (etis), dan epistemologis. Jadi dengan kata lain, filsafar pendidikan adalah upaya mnfilsafatkan kondisi pendidikan; bagaimana pendidikan diringkas di dalam cabang-cabang filsafat; bagaimana segala sebab dan akibat dari penyelnggaraan pendidikan susun dalam kerangka filsafat.
Secara leksigrafis, istilah “Pendidikan” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dimengerti sebagai “Proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. pendidikan merupakan proses ketika kekayaan budaya nonfisik dipelihara atau dikembangkan dalam pengasuh anak-anak (Muhammad Rifai, 2011:7). Definisi para ahli mengenai pendidikan sangat banyak sekali, tergantung dari sudut pandang, paradigma, pendekatan, dan disiplin ilmu mana yang dipakai.



Sumber: Rohman, Saifur & Wibowo, Agus. 2006. Filsafat Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: Pustaka Belajar