Sudah sejak lama, para ahli berdebat
mengenai faktor mana yang paling dominan mempengaruhi perkembangan individu, bawaan atau lingkungan. Perdebatan ini
dikenal dengan istilah kontroversi Nature
vs naurtue.
a.
Faktor
bawaan (Nature)
Tidak disangkal bahwa ciri-ciri fisik dan
mental tertentu diturunkan dari generasi ke generasi. Ciri-ciri fisik tertentu
seperti warna kulit, tinggi badan, dan berbagai ciri anatomis tubuh memang
banyak yang diturunkan dari generasi ke generasi. Berbagai penemuan mutakhir
juga menunjukkan bahwa temperamen seseorang banyak banyak dipengaruhi oleh
susunan gen yang dikenal dengan nama enkephalin
dan endorfin. yang menjadi
pertanyaan: apakah faktor-faktor genetis ini dominan dalam menentukan perkembangan
kepribadian seseorang?
Aliran Nativisme, yaitu dipelopori Schipenhauer (1788-1860) dan
para filsuf tes (427-347 BC) seperti Plato dan Descartes (1596-1050), memandang
perkembangan manusia sudah ditentukan oleh alam. Anak kecil adalah orang dewasa
dalam bentuknya yang masih kecil, kata mereka. Lingkungan atau perkembangan
seseorang. Ini berarti perkembangan anak dapat diserahkan saja pada alam dan
sekolah tidak dibutuhkan. Aliran ini menimbulkan gerakan pesimisme pedagogis.
b.
Faktor
lingkungan (Nurture)
Selain berbagai ciri yang dibawa individu
sejak lahir, terdapat banyak segi kepribadian individu yang diperolehnya dari
proses belajar. Alam tidak mempersipkan seseorang untuk jadi Dosen, Ahli Hukum,
atau Dokter. Ia bahkan tidak mempersiapkan anak untuk menjadi orang desa atau
kota. Semua tekanan berbeda baik karena daerah geografis (Desa-Kota) maupun
status sosial (kaya-miskin; Dokter, Guru, dan lain-lain) harus dipelajari oleh
individu sehingga bila tiba saatnya ia harus mandiri dalam lingkungan itu, ia
sudah siap. Hasil belajar ini tentu akan sangat mempengaruhi kepribadiannya
secara keseluruhan.
Menjadi pertanyaan: apakah faktor lingkungan
ini dominan dalam menetukan perkembangan seseorang.
Aliran Empirisme yang dipelopori oleh
John Locke (1632-1704), beranggapan bahwa manusia lahir tabularasa, putih bersih
bagaikan kertas yang belum ditulisi. Lingkunganlah yang membentuk seseorang
menjadi manusia seperti dia pada waktu dewasa. Oleh karena itu lingkungan harus
“diatur” dengan baik agar anak-anak kelak menjadi manusia dewasa yang baik.
Sekolah perlu, karena darinya seorang belajar banyak tentang kehidupan.
Pandangan ini mendasari banyak panadangan para ahli psikologi aliran
behaviorisme modern, seperti Albert Bandura dan B.F Skinner (1904- ). Karena memandang perlunya lembaga
pendidikan untuk mempengaruhi perkembangan individu, maka aliran ini merangsang
timbulnya gerakan optimisme pedagosis.
c.
Konvergensi
Psikologi modern saat ini sepakat bahwa faktor
bawaan dan lingkungan mempunyai pengaruh yang sama besarnya pada perkembangan
individu. Perkembangan adalah transisi antara diri individu dengan dirinya
sendiri dan dengan lingkungannya. Ada hal-hal yang sulit/tidak mungkin diubah
dalam dirinya sehingga ia berupaya untuk membuat lingkungan sesuai dengan
dirinya. Tetapi banyak hal dalam dirinya yang bisa berubah. Dalam hal ini
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan.
Lingkungan yang menggabungkan kedua
pandangan dipelopori oleh William Stern (1871-1938). Bakat memang memasukan
peranan penting, tapi agar berkembang secara optimal, bakat harus menemukan
lingkungan yang sesuai.
SEMOGA BERMANFAAT YAAAA. :)
Sumber:
Irwanto. 2002. Psikologi Umum. Jakarta: PT Prenhallindo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar