Senin, 28 November 2016

PERKEMBANGAN KOGNITIF

Salah satu aspek perkembangan yang amat penting adalah perkembangan kognitif, atau kemampuan berpikir. Jean Piaget (1896-1980), biolog psikolog kelahiran Swiss, adalah tokoh yang banyak meneliti perkembangan kognitif. Teori-teorinya tentang perkebangan kognitif menjadi acuan penting bagi para psikolog sampai kini. Menurut Piaget, perkembangan kognitif terjadi dalam empat tahap.
a.      Tahap sensosi-motor (0-2 tahun)

Perilaku anka lebih banyak bersifat motorik, belum terjadi kegiatan mental yang bersifat simbolis (berfikir), walau menunjukkan adanya ciri kecerdasan seperti yang kita mengerti. Tahap ini lebih merupakan latihan dari schema yang sudah ada seperti refleks menghisap, menggenggam, dan perilaku sederhana lainnya. Enam bulan terakhir dari tahap ini (kira-kira usia 18-24 bulan), anak mulai bisa melakukan operations. Bulan-bulan ini dianggap awal timbulnya kemampuan berfikir.

b.      Tahap pra-operasional (2-7 tahun)
Anak sudah bisa melakukan repesentasi simbolis dari rangsang-rangsang yang ia terima dengan inderanya. Tahap ini dibagi menjadi dua sub tahapan, yaitu masa prakonseptual (2-4 tahun) dan intuitif (4-7 tahun). Masa prakonseptual ditandai dengan pola berfikir yang egosentris- anakmelihat dunia hanya dalam hubungan dengan dirinya, yaitu aktivitas yang ia lakukan terhadapnya dan rangsangan yang ia terima dari padanya.
Dalam masa intuitif, pola berpikirnya masih didasarkan atas intuisi, penalaran masih kaku, terpusat pada bagian-bagian tertentu objek dan masih semata-mata didasarkan atas penampakan objek.
c.       Tahap operasional konkrit (7-12 tahun)
Peristiwa penting yang terjadi dalam tahap ini adalah konservasi dan seriasi. Konservasi menunjuukan anak mampu menalar bahwa suatu objek yang diubah bagaimanapun bentuknya, bila tidak ditambah atau dikurangi, maka volumenya tetap. Seriasi menunjukkan objek menurut berbagai macam cirinya, seperti: tinggi, besar, warna, bentuk, dan ciri-ciri lainnya. Meskipun demikian, pemikran logis anak masih terpencang pada objek konkrit yang disajikan padanya.
d.      Tahap operasional-formal (mulai usia 12 tahun)
Dalam tahap ini anak dapat melakukan representasi simbolis tanpa menghadapi objek-objek yang ia pikirkan. Pola berpikir menjadi lebih fleksibel dan mampu melihat persoalan dari berbagai sudut yang berbeda.

Sumber.Irwanto. 2002. Psikologi Umum. Jakarta: PT Prenhallindo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar