Minggu, 20 November 2016

MENGIDENTIFIKASI KATA BERMAKNA SIMBOLIK/MAJAS/KIAS dalam KARYA SASTRA



Karya sastra merupakan refleksi pemikiran, perasaan, dan keinginan pengarang lewat bahasa. Setiap karya sastra menggunakan simbol yang memiliki makna tersendiri. Simbol-simbol yang digunakan penulis untuk mengungkapkan ide dan perasaannya tersebut. Untuk menentukan simbol dalam karya sastra, anda harus membaca dan mengartikan makna karya satra tersebut.
Majas atau gaya bahasa adalah cara pengarang dalam mempergunakan bahasa sebagai alat mengekspresikan perasaan dan buah pikiran yang terpendam di dalam jiwanya. Menurut Henry Guntur Tringan, majas di bagi empat sebagai berikut.

1.      Majas Perbandingan
a.       Personifikasi
Majas yang melukiskan suatu benda dengan memberiksn sifat-sifat manusia kepada benda-benda mati sehingga seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia atau benda hidup.
Contoh:
Baru tiga kilometer berjalan, mobilnya sudah batuk-batuk.
b.      Metafora
Majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan perbandingan langsung dan tepat ats dasar sifat yang sama atau hampir sama.
Contoh:
Raja siang telah pergi ke peraduannya.
c.       Hiperbola
Majas yang melukiskan sesuatu dengan mengganti peristiwa atau tindakan sesungguhnya dengan kata-kata yang lebih hebat pengertiannya untuk menyangatkan arti.
Contoh:
Kakak membanting tulang demi menghidupi keluarganya.

2.      Majas Sindiran
a.       Ironi
Majas sindirsn yang melukiskan sesuatu yang menyatakan sebaliknya dari apa yang sebenarnya dengan maksud untuk menyindir orang.
Contoh:
Pandai sekali kamu, Bahasa Indonesiamu mendapat nilai 4.
b.      Sinisme
Majas sindirian yang menggunakan kata-kata sebaliknya seperti ironi, tetapi kasar.

Contoh:
Itukah yang dinamakan bekerja?
c.       Sarkasme
Majas sindiran yang terkasar atau langsung menusuk perasaan.
Contoh:
Otakmu memang otak udang!

3.      Majas penegasan
a.       Pleonasme
Majas penegasan yang menggunakan sepatah kata yang sebenarnya tidak perlu dikatakan lagi karena arti kata tersebut sudah terkandung dalam kata yang diterangkan.
Contoh:
Salju putih sudah mulai turun ke bawah.
b.       Repetisi
Majas penegasan yang melukiskan sesuatu dengan mengulang kata atau beberapak kata berkali-kali yang biasanya dipergunakan dalam pidato.
Contoh:
Kita junjung dia sebagai pemimpin, kita junjung dia sebagai pelindung, kita junjung dia sebagai pembebas kita.

4.      Majas pertentangan
a.       Antitesis
Majas yang melukiskan sesuatu denngan mempergunakan kepduan kita yang berlawanan arti.
Contoh:
Cantik atau tidak, kaya atau miskin, bukanlah suatu ukuran nilai seorang wanita.
b.      Paradoks
Majas yang melukiskan sesuatu seolah-olah bertentangan, padahal maksud sesungguhnya tidak karena objeknya berlainan.
Contoh:
Hati sunyi tinggal di Kota Jakarta yang ramai.  


Dari pembahasan diatas kita dapat mengetahui bahwa majas dapat dibagi 4 jenis, yaitu majas perbandingan, majas sindiran, majas penegasan dan majas pertentangan. Semoga bermanfaat bagi pembaca..



Sumber: Detik-Detik Ujian Nasional B.Indonesia Tahun Pelajaran 2015/2016
            Untuk SMA/MA Program IPS

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar