Perkembangan sebagai Suatu Kontinum
Perkembangan
bukan merupakan suatu proses yang terputus-putus dan terpisah-pisah, melainkan
satu proses dinamik yang berlangsungterus-menerus (suatu kontinum). Walau banyak
ahli menggunakan ostilah-istilah periode, fase, dan stadium untuk menjelaskan gejala-gejala perilaku yang menonjol
dalam masa perkembangan tertentu; istilah-istilah tersebut tidak bermasud
memberikan garis batas yang tegas antara masa yang satu dengan masa yang lain (misalnya
antara masa kanak-kanak dan masa remaja). Istilah periode digunakan bila yang
ditekankan adalah satuan waktu dalam perkembangan. Sedang istilah fase atau
stadium biasanya digunakan untuk menekankan pada perubahan-perubahan yang
terjadi dalam suatu periode perkembangan. Secara umum harus dimengerti bahwa
perkembangan adalah suatu kontinum. Dengan demikian, suatu fase perkembangan
selalu berhubungan dengan fase sebelum dan sesudahnya.
Perkembangan, Pertumbuhan, dan
Kemasakan
Mahasiswa
sering dibingungkan oleh arti istilah perkembangan dan perubahan. Secara umum,
perkembangan merupakan perubahan-perubahan psikologis/mental yang dialami
individu dalam proses menjadi dewasa. Perubahan-perubahan tersebut terbentuk
semakin terdeferensiasinya seluruh aspek kepribadian individu tetapi segala
aspek yang berkembang itu terorganisasi menjadi satu totalitas.
Batasan di atas juga berarti bahwa
perkembangan merupakan suatu proses ke depan. Msekipun demikian, Sigmund Freud
(1856-1939) menyatakan bahwa perkembangan kepribadian seseorang dapat mengalami
gangguan. Bila gangguan itu menyebabkan seseorang berperilaku seperti pada
tahap perkembangan sebelumnya, maka terjadi regresi.
Sedang bila gangguan itu menyebabkan perkembangan terhambat sehingga untuk
suatu periode tertentu pola perilaku tidak berubah, maka terjadi fiksasi. Akan tetapi tidak semua aspek
perilaku dapat terulang kembali.
Di lain pihak, pertumbuhan berarti
perubahan-perubahan fisik/biologis ke arah kemasakan
fisiologis, yaitu organ-organ tubuh dapat berfungsi secara optimal. Pertumbuhan hanya terjadi sekali saja dan tidak dapat diulang
kembali.
Kemasakan psikologis atau sering
disebut kematangan berarti kedewasaan dan kemasakan fisiologis berati berfungsi
organ-organ tubuh secara optimal (dapat melakukan tugasnya sebagaimana mestinya).
Bila kemasakan fisiologis dapat dicapai (hampir) tanpa proses belajar, maka
kematangan harus dicapai dengan proses belajar.
Meskipun demikian, dalam banyak
literatur istilah perkembangan sudah mencakup pengertian perkembangan mental
pengertian perkembanganmental maupun pertumbuhan. Kita tidak jarang menemui
bahwa istilah kemasakan dipakai secara bebas (tergantung dari konteks
kalimatnya) untuk melukiskan kemasakan fisik dan kematangan.
Dalam
periode-periode awal perkembangan terdapat saat-saat yang amat menetukan untuk
keterampilan. Saat-saat seperti itu disebut masa
peka. bila masa peka ini terlewati, keterampilan tersebut akan terhambat.
Semoga
bermanfaat yaa. :)
Sumber:
Irwanto. 2002. Psikologi Umum. Jakarta: PT Prenhallindo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar